Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis yang berlangsung lama, terutama selama 1.000 hari pertama kehidupan (sejak kehamilan hingga usia dua tahun). Anak yang mengalami stunting memiliki tinggi badan di bawah standar usianya, tetapi dampaknya tidak hanya fisik, melainkan juga memengaruhi perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas saat dewasa. Stunting disebabkan oleh asupan gizi yang tidak memadai, praktik pemberian makan yang keliru, sanitasi dan lingkungan yang buruk, infeksi berulang, serta rendahnya akses terhadap layanan kesehatan. Di Indonesia, prevalensi stunting mencapai 24,4% pada 2022, menunjukkan masih tingginya tantangan dalam pemenuhan gizi dan perawatan kesehatan anak. Dampak jangka panjangnya mencakup peningkatan risiko penyakit kronis, kecerdasan yang lebih rendah, dan siklus kemiskinan antar generasi. Pencegahan stunting harus dimulai sejak masa kehamilan melalui pemenuhan gizi ibu, pemberian ASI eksklusif, MP-ASI bergizi, imunisasi, sanitasi yang layak, serta edukasi pola asuh. Pemerintah Indonesia menerapkan pendekatan konvergensi lintas sektor untuk mengatasi stunting secara menyeluruh. Upaya ini penting untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing, karena masa depan bangsa sangat ditentukan oleh kualitas anak-anak hari ini.
